Google Maps sebagai platform map digital yang banyak digunakan oleh developer web dan mobile telah mengambil keputusan untuk membuat layanannya menjadi enterprise dengan menetapkan harga untuk beberapa penggunaan mapnya.
Dikutip dari laman resminya, Google Maps masih memberikan free credit kepada user agar dapat menggunakan layanannya tapi tentu credit yang diberikan tiap bulan tersebut tidak cukup untuk beberapa alasan.
Atas situasi yang terjadi dengan Google Maps, banyak developer mencari alternative map yang lain. Salah satu platform map digital yang bisa dijadikan rujukan adalah OpenStreetMap.
OpenStreetMap (OSM) merupakan layanan peta digital berbasis web yang dapat digunakan secara terbuka dan gratis. OSM dikembangkan secara sukarela oleh komunitas kontributor untuk digunakan secara gratis dengan tujuan agar bisnis dan instansi yang tidak memiliki dukungan komersial untuk Maps digital berbayar tetap dapat memiliki layanan maps yang prima.
Saat ini sudah banyak kontributor secara global dari berbagai negara ikut berkontribusi pada OpenStreetMap, salah satunya Indonesia lewat openstreetmap.id.
Beberapa website direktori lokasi seperti IDalamat.com dan Bukamaps.com juga telah beralih menggunakan layanan openstreetmap untuk menampilkan peta pada para penggunanya. Selain digunakan pada aplikasi web, openstreetmap juga bisa digunakan dalam pengembangan aplikasi berbasis mobile, seperti aplikasi geodata (https://openstreetmap.id/tutorial/lainnya/aplikasi-geo-data-collect/) karena dukungan API nya.
Kemudahan penggunaan openstreetmap juga ditambah dari banyaknya library open source seperti leaflet yang bisa digunakan dengan mudah untuk melakukan embed map pada aplikasi.
Untuk anda yang sedang mencari alternatif dari google maps, maka openstreetmap merupakan salah satu pilihan terbaik.